Selasa, 26 September 2017

ADWITIYA : C#2 Sebuah Tanda

Hari-hari pun berlalu Dana melakukan pekerjaannya begitu baik, sebagai orang desa Dana merasa pekerjaan mengurus kebun terasa sangat nyaman baginya, walau tak punya pengalaman di kota yang banyak Dana merasa bersyukur telah diterima bekerja walau hanya sebatas tukang kebun. Pak Arta selalu memperhatikan Dana saat bekerja, Dana dilihatnya sebagai sosok yang pekerja keras, tekun dan penyayang, karena memelihara peliharaan keluarga Pak Arta dengan sangat baik seperti merawat sahabat setianya yang sejak awal menemani Dana merasakan kerasnya kehidupan di kota.



Sudah satu bulan lebih Dana bekerja untuk keluarga Pak Arta, sesaat setelah makan malan, perlahan-lahan anggota keluarga Pak Arta beranjak menuju kamar mereka masing-masing, termasuk Dana, Dana berfikir dalam gelapnya malam, begitu baiknya keluarga Pak Arta kepadanya, sehingga merubah pandangannya sewaktu di Desa yang menganggap orang-orang kota itu itdak peduli kepada orang lain dan ternyata itu tidak benar.

Tiba-tiba!!!
"Guk... guk... guk...."
Bobi menggonggong dengan keras, tidak biasanya Bobi ribut ditengah malam yang sunyi ini, tanpa pikir panjang Dana keluar untuk melihat Bobi. Betapa terkejutnya Dana melihat sosok 3 orang aneh yang masuk ke rumah, dengan tingkah laku yang mencurigakan.
"Pencuri" Teriak Dana
Sadar aksi mereka di lihat orang, 3 orang itu langsung menyerang Dana,
"Hey!!! Pergi kau" Teriak Dana
"Jangan macam-macam Kamu" salah satu pencuri membalas
Tanpa ampun dana di keroyok 3 orang sekaligus, Dana berhasil menghindari semua serangan dari 3 orang itu, Dana juga bisa membalas serangan 3 orang itu. Sayangnya salah satu dari mereka membawa pisau, tapi Dana tak mundur sedikit pun, Ia tetap melawan walau tahu akan berisiko, pada akhirnya 1 serangan yang begitu telak mengarah ke lengan kiri, walau terluka parah Ia tak pernah menyerah,
Dalam pikir Dana "aku harus melindungi keluarga ini, yang sangat berjasa kepada ku"
Walau semangatnya tak pudar sayang, darah yang mengucur membuat ia semakin lemah, tanpa ampun pencuri itu menghajar Dana. Beruntung saat tubuhnys sudah tak sanggup melawan tersebut Pak Arta keluar dari rumah, seketika itu Pencuri itu pun lari.

"ada yang terluka dana?!" Tanya Pak Arta
"e.ng..gak pp.aa.k" saut Dana tepatah-patah
Sadar akan adanya memar dan darah ditubuh Dana, Pak Arta segera membawa Dana masuk kerumah, dan segera mengobatinya.

Dana sepertinya sangat kelelahan sembari diobati, Dana tertidur dikursi ruang tamu. Dian anak Pak Arta membantu membersihkan luka dan darahnya, terlihat dari dalam rumah Bobi menunggu di depan pintu dengan cemas melihat Dana, mengetahui hal itu Dian membukakan pintu dan menyuruh Bobi mauk.
Pak Arta melihat ada yang aneh ditangan Dana, ada sebuah garis blok ditangan kirinya, dikiranya luka ternyata itu sebuah tatto yang namun telah tampak luntur, selama ini pak Arta tak pernah memperhatikan tatto itu ada di tangan Dana

"apakah ini tanda lahir? atau memang tatto?" gumam dalam hati Pak Arta.  (Bersambung #2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar