Seperti
biasa, mentari pagi begitu hangat menembus gelapnya hati dari seorang pemuda
yang hidup di pedesaan dengan seekor anjing kesayangan berwarna putih hitam.
Pagi ini begitu berkesan bagi Dana begitu para tetangga memanggilanya, Dana
merasa hari ini adalah hari yang sangat bersejarah baginya, karena hari ini ia
akan pergi ke kota bersama Bobi si anjing kesayangan. Dana merupakan anak muda
pekerja keras walau hidup sebatang kara, Dana tak tau dimana Ayah dan Ibunya,
dia dirawat oleh seorang Nenek tua renta sejak kecil tetapi Nenek itu sudah
meninggal saat umurnya 10 tahun, semenjak itu Dana menjadi pemuda yang giat
bekerja, sopan, dan baik hatinya. 5 tahun setelah kematian si Nenek, Dana
memutuskan untuk pergi ke kota dengan sebuah harapan mendapat pekerjaan dan
pengalaman baru.
Memang tak mudah untuknya meninggalkan kampung halamannya dengan seluruh kenangan yang melekat dalam ingatannya. Selang beberapa saat setelah berpamitan kepada beberapa teman dekat
dan tetangganya Dana bersiap meninggalkan kampung dan rumahnya, bersama Bobi
anjing kesayangannya Dana bersiap memulai merangkai cerita yang mengesankan sebagai orang desa yang akan mengadu nasib di kota besar.
Ternyata
kehidupan di kota begitu berat dank eras bagi Dana, 7 hari Dana berusaha
mendatkan tempat penginapan dan pekerjaan tapi begitu sulitnya, sampai-sampai
bekal yang di bawa dari kampung semakin menipis untuk bertahan di kota, Dana
menyerah? Tentu tidak! Dana selalu berdoa dan memohon jalan kepada Tuhan agar
diberikan jalan yang terbaik untuknya. Sampai pada akhirnya sebuah surat jatuh
kepadanya berisi sebuah berita pekerjaan dimana satu keluarga mencari pekerja
untuk mengurus taman dan rumah. Tanpa pikir panjang Dana langsung menuju alamat
yang ada di surat itu.
Dana memperhatikan secara seksama rumah tersebut, dia sangat terkesima melihat bangunan yang begitu besarnya karena tak pernah ia melihatnya di kampung sebelumnya, di kampungnya rumah paling besar adalah milik
juragan kopi yang itu pun ukurannya hanya 10x10 meter, sedangkan rumah di depan
Dana begitu besar jauh lebih besar! Mungkin ukurannya 5x lipat dari rumah juragan
kopi di kampungnya. Dana bertemu dengan pemilik rumah yang bernama Pak
Arta,
Dana
pun bertanya
“Selamat
siang pak, saya Dana apakah disini membutuhkan tukang kebun?”,
“Iya…”
jawab Pak Arta dengan tegas, “kalau kamu berminat bekerja disini, kamu harus
rajin dan jangan sungkan untuk bertanya kepada keluarga kami. Kamu juga akan
dapat tempat tinggal disini”,
Dana
mengangguk dengan muka bahagia.
Mulai
saat itu Dana tinggal di rumah Pak Arta dan mulai bekerja disana, namun dia
belum tahu apa yang terjadi pada hidupnya dikeesokan hari, apakah bahagia? Sedih? Atau kisah
lainnya yang belum terbayangkan…. (Bersambung #1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar