Selasa, 19 September 2017

ADWITIYA : C#1 Dana

Seperti biasa, mentari pagi begitu hangat menembus gelapnya hati dari seorang pemuda yang hidup di pedesaan dengan seekor anjing kesayangan berwarna putih hitam. Pagi ini begitu berkesan bagi Dana begitu para tetangga memanggilanya, Dana merasa hari ini adalah hari yang sangat bersejarah baginya, karena hari ini ia akan pergi ke kota bersama Bobi si anjing kesayangan. Dana merupakan anak muda pekerja keras walau hidup sebatang kara, Dana tak tau dimana Ayah dan Ibunya, dia dirawat oleh seorang Nenek tua renta sejak kecil tetapi Nenek itu sudah meninggal saat umurnya 10 tahun, semenjak itu Dana menjadi pemuda yang giat bekerja, sopan, dan baik hatinya. 5 tahun setelah kematian si Nenek, Dana memutuskan untuk pergi ke kota dengan sebuah harapan mendapat pekerjaan dan pengalaman baru.


Memang tak mudah untuknya meninggalkan kampung halamannya dengan seluruh kenangan yang melekat dalam ingatannya. Selang beberapa saat setelah berpamitan kepada beberapa teman dekat dan tetangganya Dana bersiap meninggalkan kampung dan rumahnya, bersama Bobi anjing kesayangannya Dana bersiap memulai merangkai cerita yang mengesankan sebagai orang desa yang akan mengadu nasib di kota besar.

Ternyata kehidupan di kota begitu berat dank eras bagi Dana, 7 hari Dana berusaha mendatkan tempat penginapan dan pekerjaan tapi begitu sulitnya, sampai-sampai bekal yang di bawa dari kampung semakin menipis untuk bertahan di kota, Dana menyerah? Tentu tidak! Dana selalu berdoa dan memohon jalan kepada Tuhan agar diberikan jalan yang terbaik untuknya. Sampai pada akhirnya sebuah surat jatuh kepadanya berisi sebuah berita pekerjaan dimana satu keluarga mencari pekerja untuk mengurus taman dan rumah. Tanpa pikir panjang Dana langsung menuju alamat yang ada di surat itu.

Dana memperhatikan secara seksama rumah tersebut, dia sangat terkesima melihat bangunan yang begitu besarnya karena tak pernah ia melihatnya di kampung sebelumnya, di kampungnya rumah paling besar adalah milik juragan kopi yang itu pun ukurannya hanya 10x10 meter, sedangkan rumah di depan Dana begitu besar jauh lebih besar! Mungkin ukurannya 5x lipat dari rumah juragan kopi di kampungnya. Dana bertemu dengan pemilik rumah yang bernama Pak Arta, 
Dana pun bertanya 
“Selamat siang pak, saya Dana apakah disini membutuhkan tukang kebun?”, 
“Iya…” jawab Pak Arta dengan tegas, “kalau kamu berminat bekerja disini, kamu harus rajin dan jangan sungkan untuk bertanya kepada keluarga kami. Kamu juga akan dapat tempat tinggal disini”, 
Dana mengangguk dengan muka bahagia.

Mulai saat itu Dana tinggal di rumah Pak Arta dan mulai bekerja disana, namun dia belum tahu apa yang terjadi pada hidupnya dikeesokan hari, apakah bahagia? Sedih? Atau kisah lainnya yang belum terbayangkan…. (Bersambung #1)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar